

Kepada media yang hadir saat itu, mereka juga memamerkan specimen fosil kapal yang diduga perahu Nuh, berupa tambang, paku, dan pecahan kayu.
Seperti yang dijelaskan para peneliti, tambang dan paku diduga digunakan untuk menyatukan kayu-kayu hingga menjadi kapal. Tambang juga digunakan untuk mengikat hewan-hewan yang diselamatkan dari terjangan bah — begitu juga dengan potongan kayu yang dibuat bersekat untuk menjaga keamanan hewan-hewan.
Penemuan besar ini jadi amunisi untuk mendorong pemerintah Turki mendaftarkan situs ini ke UNESCO agar lembaga PBB itu ikut menjaga kelestarian perahu Nuh.
Cuaca sangat dingin di ketinggian 4.000 meter itu oleh para peneliti diyakini menjaga kondisi perahu Nuh selama ribuan tahun.
Jika benar sisa-sisa Bahtera Nabi Nuh telah ditemukan di Turki April 2010, apa yang mereka temukan adalah sebuah bahtera yang pernah menjadi legenda dalam sejarah manusia, bukankah hal ini telah membuktikan kepada kita manusia bahwa pada jaman dahulu pernah terjadi bencana air bah mahadasyhat yang menenggelamkan seisi bumi…?